Makalah Dasar-Dasar Pendidikan
MIPA
Tentang
Hakekat MIPA
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1.
Desti Dinasari (
A1C312003 )
2.
Desiana Novita Sari (
A1C312022 )
3.
Suparyatun (
A1C312027 )
4.
Syarinah Intan Harahap (
A1C312006 )
5.
Ummu Hanny (
A1C312010 )
6.
Wulan Setyaningrum (
A1C312004 )
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Arti pendidikan dan tujuan pendidikan di Indonesia” ini.
Shalawat teriring salam semoga terlimpahkan kepada Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Dan Semoga
syafa’atnya selalu menyertai kehidupan ini.
Makalah
ini berisi ulasan-ulasan yang membahas
mengenai Hakekat MIPA di Indonesia, Nilai –
Nilai MIPA, Hakekat Matematika dan Hakekat IPA di Indonesia.
Dalam kesempatan kali
ini,penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra.Jufrida,M.Si selaku Dosen Dasar-Dasar Pendidikan MIPA yang telah membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
2.
Media massa, dan media lainnya
yang artikelnya kami gunakan dalam penulisan makalah ini
3.
Semua
pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu.
Setitik harapan dari penulis, semoga
makalah ini dapat bermanfaat serta bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis
menyadari keterbatasan yang penyusun miliki. Untuk itu, penulis mengharapkan
dan menerima segala kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.
Jambi, Oktober 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Dewasa
ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa
matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi
dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ).
Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung
menghitung yang hanya berhubungan dengan angka , sementara IPA adalah ilmu yang
berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi ,
bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut.
Melihat
perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya.
Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , yang mana hal tersebut
sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu
bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa
kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam , singkat
dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan
sehrai-hari.
Terkait
dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa
kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar
dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di
bigang Matimatika.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa sajakah hakekat MIPA ?
2. Nilai apa saja yang terkandung dalam
MIPA ?
1.3
Tujuan
Penulisan
1. Menumbuhkembangkan arti yang pasti
tentang matematika yang sesungguhnya kepada
pelajar dan masyarakat banyak.
2. Memberikan semangat kepada para
pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
3. Menjelaskan kepada para pelajar
khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan manfaat matematika
dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Hakekat MIPA
Matematika timbul karena pikiran-pikiran manusia
berhubungan dengan ide dan penalaran. Ide-ide yang dihasilkan oleh
pikiran-pikiran manusia itu merupakan sistem-sistem yang bersifat untuk
menggambarkan konsep-konsep abstrak, dimana masing-masing sistem bersifat
deduktif sehingga berlaku umum dalam menyelesaikan masalah. Dari istilah, IPA
adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitas beserta isinya.
Hal ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di
alam, peristiwa, dan gejala-gejala yang muncul di alam. Ilmu dapat diartikan
sebagai suatu pengetahuan yang bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA
adalah suatu pengetahuan yang bersifat objektif tentang alam sekitar beserta
isinya. Hakekat MIPA adalah Ide-ide yang dihasilkan oleh pikiran-pikiran
manusia yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga
berhubungan dengan ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya
dan teknologi.
Ciri MIPA :
·
Pengetahuan
yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang
lain terjalin hubungan fungsional yang erat.
·
Karena itu
konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika
disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan
yang jelas.
·
Penerapan
berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah
alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan
Matematika sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif
sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
·
Untuk
menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem
logis yang indah dan ampuh.
2.2
Hakikat IPA
a. Ciri-ciri IPA
Sebagai
suatu produk, proses maupun penerapan, IPA memiliki ciri-ciri tertentu yang
dapat membedakan ilmu pengetahuan lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
§ Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti
konsep-konsep dan teori IPA tetap konsisten danb berlaku dimana-mana. Hal ini
antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan
menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh
kebudayaan masing-masing tempat.
§ Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat
diuji kebenarannya oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep
IPA dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktuyang berbeda-beda.
§ Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA
bersifat tentatif yang berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta
baru yang tidak sesuai dengan konsep dan teori tersebut.
Erat kaitannya
dengan hakikat IPA sebagai suatu penerapan, Norman Campbell memandang IPA
menjadi dua aspek yag satu sama lain tidak dapat dipisahkan bagai mata uang
dnegan kedua sisi-sisinya. Kedua aspek tersebut adalah ”practical science” dan
aspek “pure science” sebagai ”practical science” IPA sangat bermanfaat dalam
kehidupan masyarakat melalui teknologi. Sebagai “pure science”, IPA tidak dapat
bermanfaat langsung bagi kehidupan, tetapi mengandung nilai intelektual. Apa
yang kita pelajari secara langsung dari IPA adalah aspek “pure science”
tersebut.
2.3
Hakekat
Matematika
Dalam
proses belajar matematika juga terjadi proses berpikir , sebab seseorang
dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental , dan orang yang
belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam berpikir , orang
menyusun hubungan-hubunganantara bagian-bagianinformasi yang telah direkam
dalam pikirannya sebagaipengertian pengertian.
Dari
pengertian tersebut , terbentuklah pendapat yang pada akhirnya dapat ditarik
kesimpulan. Dan , tentunya kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh
tingkat kecerdasannya. Dengan demikian , terlihat jelas adanya hubungan antara
kecerdasan dengan proses dalam belajar matematika ( Hudojo , 1990 : 5 ).
Menurut dugaan
sejarah, kemampuan manusia untuk mulai dapat menulis sama tuanya dengan
kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun
sebelum masehi. Tulisan itu pada hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis.
Berhitung, pada awal mulanya berbentuk korespondensi
persatuan dari obyek yang dihitung. Misalnya sesorang ingin menghitung berapa
jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke dalam kandang satu persatu.
Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya adalah jumlah
batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu itu ia dapat mengontrol apakah ada
ternak yang belum kembali atau hilang atau malah bertambah karena beranak.
Jadi, setiap
awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi
setiap permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika
terhadap perkembangan IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa
matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan oleh karena IPA
menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi semata tak
mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari,
bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin. Berkat bantuan
matematikalah maka Erathotenes (240 SM) pada zaman Yunani dapat menghitung
besarnya bumi dnegan metode gabungan antara induksi dan deduksi matematika
2.4
Nilai – Nilai IPA
Sekalipun IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral atau etika dan juga tidak
membahas nilai-nilai keindahan atau estetika, tetapi IPA mengandung nilai-nilai
tertentu yang berguna bagi masyarakat. Yang dimaksud dengan nilai disini ialah
sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat dalam IPA dan menjadi tujuan yang
akan dicapai. Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan nilai dalam pembahasan ini
bukanlah nilai-nilai yang bersifat kebendaan atau bukan nilai-nilai yang dapat
dikaitkan dengan harga dan bentuk uang. Adapun nilai-nilai IPA tersebut adalah
:
1) Nilai praktis
IPA telah
membuka jalan ke arah penemuan-penemuan yang secara langsung dan tidak langsung
dapat bermanfaat. Dengan demikian IPA mempunyai nilai praktis yaitu sesuatu
yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari.
2) Nilai intelektual
nilai
intelektual adalah sesuatu yang memberikan kepuasan kepada seseorang karena dia
telah mampu menyelesaikan atau memecahkan masalah.
3) Nilai-nilai sosial-ekonomi-politik
IPA mempunyai
nilai-nilai sosial-ekonomi-politik berarti, kemajuan IPA dan teknologi suatu
negara, menyebabkan negara tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam
percaturan sosial-ekonomi-politik internasional.
Prestasi-prestasi
tinggi yang dapat dicapai oleh suatu negara dalam bidang IPA dan teknologi
memberikan rasa bangga akan bangsanya. Rasa bangga akan kemampuan atau potensi
nasional dan rasa bangga terhadap bangsanya adalah nilai-nilai sosial-politik
suatu negara.
4) Nilai keagamaan dari IPA
IPA mempunyai
nilai-nilai keagamaan yang sejalan dan sejajar dengan pandanagn agama. Tentang
hubungan nilai-nilai IPA dan agama ini, ilmuwan terkenal Albert Einstein
menggambarkan dalam ungkapan sebagai berikut “Ilmu pengetahuan tanpa agama
adalah buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh”.
4) Nilai-nilai kependidikan dalam IPA.
a) Kecakapan bekerja dan berfikir
secara teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metoda ilmiah yang sering
dipergunakannya.
b) Ketrampilan dan kecakapan dalam mengadakan
pengamatan, mempergunakan alat-alat eksperimentasi untuk memecahkan masalah.
c) Memiliki sikap ilmiah yang
diperlukan dalam memecahkan masalah baik kaitannya dengan pelajaran IPA maupun
dalam kehidupan.
Sebagai alat pendidikan yang berguna untuk
mencapai tujuan pendidikan, maka pendidikan IPA disekolah mempunyai
tujuan-tujuan tertentu yaitu :
a)
Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat kita hidup dan tentang
bagaimana kita harus bersikap yang benar terhadap alam.
b)
Menanamkan sikap hidup ilmiah, yang harus dibawanya dalam perjalanan hidupnya
dan bukan hanya dalam memecahkan masalah ilmiah saja.
c)
Memberikan ketrampilan untuk melakukan pengamatan, pengukuran dan menggunakan
alat-alat.
d)
Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para
ilmuwan dan penemuan-penemuannya yang telah berguna bagi dunia.
BAB III
KESIMPULAN
Hakekat mipa adalah melihat suatu
masalah secara logis,mampumemecahkan masalah secara rasional,dimana adanya
sikap mencintaikebenaran, rasional, faktawi, jujur dan objektif
MIPA sebagai suatu kumpulan mata
pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
·
Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang
harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang.
·
Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan
uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia yang utuh.
Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan
pendidikan nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak hanya
bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik. Metode tertentu yang sesuai, serta
sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada
anak didik, membuat anak didik mampu berpikir kritis, menggunakan
nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien, dan menanamkan
benihsikap ilmiah pada diri anak didik.
DAFTAR PUSTAKA
Masnur Muslich.
(2007). KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta:PT Bumi Aksara
Muhammad Joko
Susilo. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Manajemen Pelaksanaan
dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Mulyasa.
(2006). Kurikulum yang Disempurnakan: Pengambangan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar. Bandung: PT Remaja Rasdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar